“CINTA
PLATONIS HINGGA BATAS WAKTU”
Ketika ku
jatuh dalam jurang cinta
Ketika ku
terpuruk karena cinta
Saat
hidupku hancur karenanya
Kau bagai
mitokondria yang menghasilkan energi
di kehidupanku
Kau
datang bagai lilin di hidupku yang kelam
Engkau
bagai api pelita di dalam calvin
hatiku
Lagukan
senandung cinta dan rindu yang teduh
Membuat serebrum dan serebrumku lamat-lamat
melupakan tugasnya
Kau
menjelma …. Membuatku terpana
Bagai
angin senja yang membelai dedaunan
Meluruhkan
debu dirantingnya
Guncangkan dahan Qolbu
Getarkan floem floem baru
Kau adalah auksin yang mampu membuat pucuk-pucuk hatiku menjulang ke awan-awan
Kau yang selalu datang dalam mimpiku
Menautkan harapan pada hati yang kering meranggas
Mengisi kehampaan jiwa ini
Adalah
kau , dindaku
Yang
melebur satu dalam eritrositku
Hatiku
terikat oleh benang-benang spindel
hatimu
Mengalirkan
kemuliaan cinta
Pada
sungai kasih yang engkau bentangkan
Dihatiku
yang mendambamu , dari detik ke detik
Apa yang
mesti kukatakan padamu saat rindu menikam langit ?
Senja mulai merambat menuju peraduan
Kerinduan menghujam gelambir gelambir jantung
Tak kunjung usai…
Retina
retina ini selalu tertuju padamu
Sensorik
sensorikku berhasil merekam sosok lembutmu
Yang teringat hanyalah wajah dan perangaimu
Sungguh , kekaguman ini telah menjelma
sebagai virus
Terus menghujam leukosit leukosit imanku
Dan melumpuhkan imunitas imanku secara perlahan
Sungguh aku takut …
Karena ku ingin cintaku steril dari noda
noda asmara
Jika ku
tatap awan
Selalu ku
melukismu di kanvas langit
Ketika ku
tangkap dan ku dekap bayangmu di relung kamar
Pada
senja merah yang menggetarkan
Apa yang
mesti kunyatakan padamu saat sunyi menyesak dada ?
Tapi , glikogen cinta
tak selalu dapat dinikmati
Indahnya kasih sayang tak dapat selalu diresapi
Demikianlah bila Allah berkehendak lain
atas kita
Sungguh
aku hanya punya cinta sederhana untukmu
Yang
kurajut dengan benang benang kesetiaan
Layaknya fibrinogen yang saling tersulam
Selalu
bertemu pada tiap ujungnya
Dan
terjalin penuh keindahan
Selama trombosit kita
masih merah
Selama ada eritrosit yang mengalirinya
Selama itu pula garis cinta ini tergurat
abadi
Kini belumlah saatnya kita berbalas cinta
Percayalah di kedalaman hatiku tersembunyi
harapan suci
Sungguh walau saraf lidahku kelyu untuk mengungkap perasaanku
Pada
waktunya kelak
Kita songsong cakrawala membuka tirai pagi
Dengan
terik sinarnya …
Akan ku
bawa kau terbang
Kan
kujadikan kita sebagai Nitrosomonas dan
Nitrosoccocus
Lalu
kubawa kau ke surga abadi
Nantikan
aku di batas waktu
Hingga
akhirnya kau ku jelang
Penantianku
pada dirimu takkan salah
Aku akan
menunggumu di batas waktu
Hingga
kau datang menjemputku
Semoga Allah
berkehendak atas kita
Dan batas waktu
mempertemukan kita di ujungnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kritik dan saran sangat dibutuhkan .. trims sudah berkunjung :)