LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM MENGENAI PEMBUATAN LARUTAN FORMALIN DAN TEKNIK
PENGAWETAN SPESIMEN
Disusun oleh :
AMALIA LESTARI
(1211206007)
Pendidikan Biologi B/V
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
1.
JUDUL : 1.PEMBUATAN LARUTAN FORMALIN DAN
2.TEKNIK PENGAWETAN SPESIMEN
2.
DATA
DIRI :
·
NAMA :
AMALIA LESTARI
·
FAKULTAS : Tarbiyah dan Keguruan
·
JURUSAN : PENDIDIKAN BIOLOGI
·
ANGKATAN : 2011/2012
·
NIM : 1211206007
·
UNIVERSITAS : UIN SUNAN GUNUNG DJATI
3.
ALAT
DAN BAHAN :
ALAT DALAM PEMBUATAN
FORMALIN
|
BAHAN DALAM PEMBUATAN
FORMALIN
|
ALAT KETIKA TEKNIK
PENGAWETAN
|
BAHAN KETIKA TEKNIK
PENGAWETAN
|
Gelas
kimia 600 mL
|
Aluminium
foil
|
Kaca
preparat
|
Tokek
|
Gelas
ukur 250 mL
|
Air
aquades
|
Jarum
|
Formalin
10%
|
Toples
|
Formalin
40%
|
Gelas
kimia 600 mL
|
Eter
|
Panci
|
Air
keran
|
Toples
|
|
Kompor
gas
|
Pinset
|
||
Batang
pengaduk
|
Gunting
|
||
Benang
|
|||
Aluminium
foil
|
|||
Kaca
preparat
|
4.
LANGKAH
KERJA :
Pembuatan Larutan Pengawet
Formalin
1.
Toples dibersihkan dan dicuci
dengan sabun , lalu direndam di dalam air mendidih 100oC selama 10
menit.
2.
Toples dikeringkan dengan tisu
atau kapas , kemudian air dimasukkan ke dalam toples kira kira setengah toples
untuk mengukur volume toples tersebut .
3.
Lalu air didalam toples diukur
dengan cara dipindahkan kedalam gelas ukur untuk memastikan ketepatan volume.
4.
Formalin yang hendak digunakan
diukur sesuai dengan kebutuhan dan perhitungan yang tepat.
5.
Formalin dicampur dengan air
menggunakan batang pengaduk dalam satu wadah sesuai dengan kadar perbandingan
yang sudah tepat perhitungannya.
6.
Lalu masukkan larutan formalin
ke dalam toples yang akan digunakan unuk mengawetkan spesimen dan tutup toples
dengan aluminium foil agar formalin tidak menguap.
Teknik pengawetan
spesimen
1.
Siapkan spesimen yang sesuai dengan kadar formalin yang digunakan.
2.
Siapkan larutan eter didalam
gelas kimia yang ditutup dengan aluminium foil diatasnya.
3.
Masukkan spesimen (tokek
seperti yang saya gunakan) ke dalam gelas kimia yang berisi eter dan tekan
aluminium foilny agar baunya tidak terlalu menguap.
4.
Tunggu dan hitung waktu lamanya
bertahan spesimen berada didalam gelas kimia berisi eter sampai benar benar
pingsan dan tidak bergerak.
5.
Setelah benar benar pingsan ,
keluarkan spesimen dan diamkan beberapa menit (beri udara sejuk) maksudnya biar
pori pori hewan itu mengembang sehingga hasilnya akan lebih bagus.
6.
Jahit bagian torak spesimen
tersebut menggunakan warna benang yang sesuai dengan kulit spesimen dan
lilitkan pada kaca preparat agar posisi spesimen tidak berubah ubah ketika dimasukkan
ke dalam toples.
7.
Setelah itu , masukkan spesimen
kedalam toples yang sudah berisi larutan pengawet formalin dan atur posisinya
agar seluruh tubuh spesimen dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan
pastikan agar seluruh tubuh spesimen terendam formalin agar tidak ada bagian
yang busuk.
8.
Pastikanlah toples tersebut sekarang sudah
hampa udara, lalu tutup toplesnya.
9.
Simpan di ruang yang tidak terkena sinar
matahari secara langsung dan bersuhu sedang
5.
HASIL
KERJA
:
1. Klasifikasi ilmiah hewan yang di awetkan:
Nama Hewan
|
Tokek
|
Kerajaan
|
Animalia
|
Filum
|
Chordata
|
Kelas
|
Reptilia
|
Ordo
|
Squamata
|
Upaordo
|
Sauria
|
Famili
|
Gekkonidae
|
Genus
|
Gekko
|
Spesies
|
Gekko gecko
|
2.
Volume Tabung Yang digunakan : 600 mL
3.
Perhitungan :
Volume = 600 mL
Formalin = 10%
=1 bag. Formalin dan 9 bag. Air . Jadi , Perbandingan = 1 : 9
Formalin =60 mL
Air = 540 mL
4.
Lama hewan (tokek) bertahan dalam larutan eter : 1 menit 40 detik
5.
Hasil Foto :
1.
Ketika Tokek belum di apa apakan :
2. Tahap awal ketika tokek
di masukkan dalam larutan eter:
3.
Tahap penjahitan tokek pada
kaca preparat:
4.
Tahap akhir , tokek di masukkan
ke dalam toples yang berisi larutan formalin
6
PEMBAHASAN :
Dari
hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa setiap spesies memiliki
ketahanan daya tahan tubuh yang berbeda ketika dimasukkan kedalam larutan eter
antara satu spesismen dengan spesimen lainnya. Hal ini dapat dilihat secara
jelas , contohnya saja pada tokek . Hanya memerlukan waktu 1 menit 40 detik
untuk menunggu tokek benar benar pingsan pada larutan eter lebih singkat
dibandingkan dengan spesimen marmut yang waktunya mendekati 2 menit.
Setiap
spesimen memiliki ciri khas dan
kemiripan bentuk yang berbeda pula . Hal ini dapat dilihat dan dibuktikan pada
lapisan kulitnya . Tokek memiliki lapisan kulit yang lembek dan ekor yang mudah
putus , hal ini dapat dibuktikan ketika dilakukan penjahitan pada torak tokek
untuk dililitkan pada kaca preparat.
Seluruh
tubuh spesimen wajib terendam sepenuhnya oleh larutan formalin yang ada di
dalam toples karena jika ada bagian kecil dari tubuh spesimen yang tidak
terendam maka, bagian yang tidak terendam itulah yang akan membusuk
Daftar Pustaka
Duke. 1995. The Physiology of Domestic Animal. Comstock Publishing.
New York
Guyton. 1993. Fisiologi Hewan. Edisi kedua. EGC. Jakarta
Martini. 1998. Fundamental of. Anatomy and Physiology 4th ed.
Prentice Hall.
International Inc. New York
Williamson Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis.
Jakarta Swenson.
1997. Dules Physiology or Domestic Animal. Publishing Co
Inc.USA
Wiwi Isnaeni. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta. Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kritik dan saran sangat dibutuhkan .. trims sudah berkunjung :)